DESKRIPSI
ROTAN
Rotan
adalah sekelompok palma dari ordo Calameae
yang memiliki habitus memanjat, terutama Calamus,
Daemonorops, dan Oncocalamus.
Ordo Calameae sendiri terdiri dari sekitar enam ratus anggota, dengan daerah persebaran
di bagian tropis Afrika, Asia dan Australasia. Rotan merupakan palem berduri
yang memanjat dan hasil hutan bukan kayu yang terpenting di Indonesia. Kata
rotan dalam bahasa Melayu diturunkan dari kata "raut" yang berarti
mengupas (menguliti), menghaluskan.
Batang
rotan biasanya langsing dengan diameter 2-5cm, beruas-ruas panjang, tidak
berongga, dan banyak yang dilindungi oleh duri-duri panjang, keras, dan tajam.
Duri ini berfungsi sebagai alat pertahanan diri dari herbivora, sekaligus
membantu pemanjatan, karena rotan tidak dilengkapi dengan sulur. Suatu batang
rotan dapat mencapai panjang ratusan meter. Batang tanaman rotan terbagi
menjadi ruas-ruas yang setiap ruas dibatasi oleh buku-buku. Batang rotan
mengeluarkan air jika ditebas dan dapat digunakan sebagai cara bertahan hidup
di alam bebas. Badak jawa diketahui juga menjadikan rotan sebagai salah satu
menunya.
Akar
tanaman rotan mempunyai sistem perakaran serabut, berwarna keputih-putihan atau
kekuning-kuningan atau kehitam-hitaman. Pelepah dan tangkai daun melekat pada
buku-buku tersebut. Tanaman rotan berdaun majemuk dan pelepah daun yang duduk
pada buku dan menutupi permukaan ruas batang. Daun rotan ditumbuhi duri,
umumnya tumbuh menghadap ke dalam berfungsi sebagai penguat mengaitkan batang
pada tumbuhan inang.
Rotan
termasuk tumbuhan berbunga majemuk. Bunga rotan terbungkus seludang. Biasanya,
bunga jantan dan bunga betina berumah satu tetapi ada pula yang berumah dua.
Karena itu, proses penyerbukan bunga dapat terjadi dengan bantuan angin atau
serangga penyerbuk. Buah rotan terdiri atas kulit luar berupa sisik yang
berbentuk trapesium dan tersusun secara vertikal dari toksis buah. Bentuk
permukaan buah rotan halus atau kasar berbulu, sedangkan bentuk buah rotan
umumnya bulat, lonjong atau bulat telur.
Rotan dapat
berbatang tunggal (soliter) atau berumpun. Rotan yang tumbuh soliter hanya
dipanen sekali dan tidak beregenerasi dari tunggul yang terpotong, sedangkan
rotan yang tumbuh berumpun dapat dipanen terus-menerus.
Rotan
merupakan salah satu sumber hayati Indonesia, penghasil devisa negara yang
cukup besar. Sebagian besar rotan berasal dari hutan di Indonesia, seperti
Sumatra, Jawa, Borneo, Sulawesi, dan Nusa Tenggara. Indonesia memasok 70%
kebutuhan rotan dunia. Sisa pasar diisi dari Malaysia, Filipina, Sri Lanka, dan
Bangladesh.
Rotan cepat
tumbuh dan relatif mudah dipanen serta ditransprotasi. Ini dianggap membantu
menjaga kelestarian hutan, kaerna orang lebih suka memanen rotan daripada kayu.
Bagi sebagian besar masyarakat di Indonesia, produk rotan sudah banyak dikenal
terutama pada masyarakat bawah dan menengah. Selain kegiatan pengolahan rotan,
maka perdagangan rotan juga telah banyak dilakukan. Terjalinnya hubungan dagang
dengan pihak luar negeri memacu kepada bertambahnya peran hasil rotan untuk meningkatkan
kontribusi penerimaan negara yang layak untuk diperhitungkan.
KEGUNAAN ROTAN
Pengolahan
rotan adalah pengerjaan lanjutan dari rotan bulat (rotan asalan) menjadi barang
setengah jadi dan barang jadi atau siap dipakai atau dijual. Pengolahan dalam
industri yaitu proses pemisahan rotan bulat menjadi bagian-bagian rotan seperti
kulit dan hati, masing-masing bagian tersebut diolah lagi sesuai tujuan dan
pemanfaatannya. Pengolahan rotan terdiri pengolahan rotan berdiameter kecil
(< 18 mm) dan rotan berdiamerter besar (> 18 mm).
Batang
polos rotan dimanfaatkan secara komersial untuk mebel dan anyaman rotan karena
kekuatan, kelenturan dan keseragamannya. Diperkirakan 20% spesies rotan
digunakan secara komersial baik dalam bentuk utuh maupun dalam belahan. Kulit
dan teras rotan dimanfaatkan untuk tikar dan keranjang. Di daerah pedesaan
banyak spesies rotan telah digunakan untuk berbagai tujuan seperti tali-temali,
konstruksi, keranjang, atap dan tikar.
Batang
rotan yang sudah tua banyak dimanfaatkan untuk bahan baku kerajinan dan perabot
rumah tangga. Batang yang muda digunakan untuk sayuran, akar dan buahnya untuk
bahan obat tradisional. Getah rotan dapat digunakan untuk bahan baku pewarnaan
pada industri keramik dan farmasi.
Manfaat tidak
langsung dari rotan adalah kontribusinya meningkatkan pendapatan masyarakat
sekitar hutan, peranannya dalam membentuk budaya, ekonomi, dan sosial
masyarakat. Batang rotan dapat dibuat bermacam-macam bentuk perabot rumah
tangga atau hiasan-hiasan lainnya. Misalnya mebel, kursi, rak, penyekat
ruangan, keranjang, tempat tidur, lemari, lampit, sofa, baki, pot bunga, dan
sebagainya. Selain itu, batang rotan juga dapat digunakan untuk pembuatan
barang-barang anyaman untuk dekorasi, tas tangan, kipas, bola takraw, karpet,
dan sebagainya.
Di bidang
konstruksi, batang rotan banyak dipakai untuk mengisi batang sepeda, alat
sandaran kapal, penahan pasir di daerah gurun pasir, bahkan dapat digunakan
untuk pengganti konstruksi tulangan beton. Batang rotan yang muda (umbut) dapat
dikonsumsi sebagai sayuran.
Buah rotan
biasanya dikonsumsi dalam pembuatan rujak. Selain itu, buah rotan juga
dikonsumsi oleh wanita yang sedang mengandung. Rasa buah rotan yang asam
menurut masyarakat dapat mengurangi rasa mual bagi wanita hamil yang sedang
mengidam.
HUBUNGAN ROTAN DENGAN MAKHLUK HIDUP LAIN
Rotan
mempunyai keterkaitan yang rumit dengan binatang-binatang di dalam hutan
seperti tumbuh-tumbuhan lainnya dalam hutan basah tropis. Banyak rotan yang
memberi tempat kehidupan bagi semut dalam helaian daun, duri, dan batangnya
mungkin hal ini merupakan suatu perlindungan terhadap pemangsaan.
Dalam
hubungan timbal balik antara semut dan rotan, semut memelihara kutu-kutu
bertepung yang menghasilkan embun madu. Bunga rotan berbau harum dan
penyerbukannya bergantung pada serangga termasuk semut, kumbang, trips, lebah,
tabuhan dan lalat. Burung, kera, monyet dan luang diperkirakan merupakan
pemencar biji rotan yang penting.
PEMANENAN ROTAN
Hal yang
sangat penting sebelum pemanfaatan hasil rotan adalah proses cara pemungutan
dan pasca panen. Rambatan rotan tidak saja hanya pada pohon penopangnya, akan
tetapi juga pada pohon-pohon sekitarnya dan kadang-kadang saling berjalinan
dengan cabang/ranting pohon. Keadaan tersebut kadang-kadang mengakibatkan para
penebang rotan akan mengalami kesulitan untuk menarik rotan secara keseluruhan
dimana sebagian rotan ada yang tertinggal di atas pohon.
Umur dan
tingkat ketuaan rotan yang siap dipanen berbeda. Rotan dipanen terutama dari
tumbuhan liar. Rotan yang akan dipanen adalah rotan yang masak tebang, dengan
ciri-ciri bagian bawah batang sudah tidak tertutup lagi oleh daun kelopak atau
selundang, sebagian daun sudah mengering, duri dan daun kelopak sudah rontok, warna
durinya berubah menjadi hitam atau kuning kehitam-hitaman; dan sebagian
batangnya sudah tidak dibalut oleh pelepah daun dan telah berwarna hijau.
Pemanenan
rotan dilakukan dengan cara mencari rotan yang masak tebang, kemudian menebang
pangkal rotan dengan pengkaitnya setinggi 10 sampai 50 cm, kemudian dengan
pengait batang ditarik agar terlepas dari pohon penopangnya. Rotan yang telah
dipanen kemudian dibersihkan dari daun dan duri serta dipotong-potong menurut
ukuran yang diinginkan. Setelah itu rotan diangkut ke Tempat Pengumpulan Sementara
(TPS) sampai ke Tempat Penimbunan Rotan (TPR) dengan cara memikul, menggunakan
perahu/sampan dan menggunakan kuda (Sinaga, 1986).
DISTRIBUSI DAN PEMASARAN ROTAN
Pola
distribusi pemasaran rotan ada dua yaitu dari petani ke pedagang pengumpul
pertama ke pedagang pengumpul kedua kemudian ke konsumen dan pola distribusi
dari petani ke pedagang pengumpul pertama langsung kepada konsumen. Sistem
penjualan dari petani ke pedagang pertama kemudian ke konsumen umumnya dalam
skala besar untuk mengurangi biaya. Umumnya pengrajin memproduksi kerajinan
berdasarkan pesanan, dimana sistem ini memiliki kelemahan yaitu pengrajin tidak
mempunyai akses informasi penjualan komoditas yang memiliki pasar. Hal ini
memaksa pedagang besar memesan kepada pengrajin dan kompensasi memberi
kemudahan penyediaan bahan baku.rotan
mampir di blog saya rivanyahya.blogspot.com
ReplyDeletekok ngak bisa di copas sih ?
ReplyDelete